Ads 468x60px

http://1.bp.blogspot.com/-demV6HQYNk4/TvGGVRQEw-I/AAAAAAAAG4U/b8JeSzAPYDA/s1600/GoDaddy_banner_468x60.gif

Sabtu, 15 Mei 2010

Inilah Beda Hasrat Sex Pria dan Wanita

SERANGKAIAN studi telah menemukan bahwa dorongan seksual laki-laki tidak hanya lebih kuat dibandingkan dorongan seksual tetapi juga lebih langsung. Di sisi lain, sumber-sumber libido perempuan lebih sulit untuk diselami.

“Gairah seksual perempuan sangat sensitif terhadap lingkungan dan konteks,” terang Edward O. Laumann, PhD, seorang profesor sosiologi dari University of Chicago, seperti dikutip situs webmd.com.

Berdasarkan temuan studi, berikut tujuh pola dorongan seks laki-laki dan perempuan. Tapi jangan lupa, setiap individu kemungkinan memiliki pola dorongan seks yang berbeda.

Lelaki lebih sering memikirkan seks. Menurut laporan Laumann, sebagian besar laki-laki dewasa di bawah 60 memikirkan seks paling tidak sekali sehari. Sedang hanya 25 persen perempuan melaporkan frekuensi yang sama. Seiring penuaan, fantasi masing-masing akan berkurang, tapi frekuensi berfantasi laki-laki masih dua kali lipat lebih sering.

Dalam sebuah survei menyeluruh yang membandingkan dorongan seks laki-laki dan perempuan, Roy Baumeister, seorang psikolog sosial dari Florida State University, menemukan bahwa laki-laki melaporkan lebih sering mengalami gairah seksual spontan. Selain itu, laki-laki juga lebih sering berfantasi dan fantasinya juga lebih bervariasi.

Laki-laki lebih bernafsu melakukan hubungan intim. Setelah mereview beberapa survei, Baumeister menemukan, laki-laki lebih sering menginginkan seks baik di awal hubungan, di tengah, maupun setelah bertahun-tahun bersama.

Kecenderungan seksual perempuan lebih rumit dibandingkan kecenderungan laki-laki. Apa yang bisa membangkitkan gairah perempuan? Perempuan sendiri kelihatannya tidak bisa menjawab pertanyaan ini. Dalam sebuah studi, peneliti dari Northwestern University menunjukkan film erotis kepada laki-laki homo dan laki-laki normal serta perempuan. Peneliti menanyai partisipan mengenai gairah seksual mereka. Selain itu, peneliti juga mengukur tingkat gairah partisipan dengan menggunakan alat yang ditempelkan di alat genital.

Untuk laki-laki, hasilnya bisa diprediksi: laki-laki normal mengaku terangsang oleh gambar hubungan seks laki-laki-perempuan dan perempuan-perempuan, dan hasil ukur alat mendukung klaim tersebut. Laki-laki homo mengaku terangsang dengan seks laki-laki dengan laki-laki, dan pernyatan ini didukung olah hasil ukur alat.

Untuk perempuan, hasilnya lebih mengejutkan. Perempuan normal misalnya, mengaku terangsang oleh gambar seks laki-laki-perempuan. Tapi alat genital mereka menunjukkan reaksi yang sama saat melihat laki-laki-perempuan, laki-laki dengan laki-laki, serta seks perempuan-perempuan.

“Laki-laki sangat kaku dan khas mengenai siapa yang bisa membuat mereka terangsang, dengan siapa mereka ingin bercinta, dan dengan siapa mereka jatuh cinta,” terang peneliti seks dari Northwestern University. Di sisi lain, perempuan lebih terbuka terhadap hubungan sejenis.”Perempuan lebih berpotensi tertarik secara seksual dan jatuh cinta dengan sejenisnya dibandingkan laki-laki,” terang Baley.”Mereka tidak melakukannya, tapi mereka mempunyai potensi.”

Dorongan seksual perempuan lebih dipengaruhi faktor sosial dan budaya. Dalam reviewnya, Baumer menemukan banyak studi yang mengindikasikan bahwa perilaku, praktek dan gairah seksual perempuan lebih dipengaruhi oleh lingkungannya dibandingkan laki-laki.

Sikap perempuan terhadap (keinginan melakukan) praktek seksual yang berbeda-beda lebih mudah berubah sering waktu dibandingkan laki-laki.
Perempuan yang secara teratur beribadah (ke gereja) lebih tidak mengagungkan seks. Pada laki-laki tidak ditemukan adanya hubungan antara ke gereja dengan perilaku seks.
Perempuan lebih dipengaruhi oleh sikap teman-teman kelompok mereka dalam membuat keputusan mengenai seks.
Perempuan berpendidikan tinggi lebih bersedia melakukan beragam aktivitas seksual (seperti seks oral). Pendidikan membuat perbedaan antara laki-laki dan perempuan semakin kecil.
Perempuan lebih cenderung menunjukkan ketidaksesuaian antara nila-bilai sosial mereka mengenai aktivitas seksual (seperti seks sebelum menikah) dan perilaku mereka sebenarnya.
Kepuasan seksual perempuan kurang langsung. Perempuan dan laki-laki menempuh jalan yang sedikit berbeda dalam mencapai gairah seksual. Hasrat perempuan, terang penulis Mating in Captivity Esther Perel, lebih kontekstual, lebih subjektif, dan lebih dilapisi emosi. Sedang laki-laki tidak memerlukan banyak imaginasi. Untuk laki-laki, seks lebih sederhana dan lebih langsung.

Perempuan dan laki-laki mengalami orgasme yang berbeda. Menurut Laumann, laki-laki memerlukan waktu rata-rata empat menit dari poin awal hingga ejakulasi. Sedang perempuan biasanya memerlukan waktu sekitar 10 hingga 11 menit untuk mencapai orgasme.

Selain itu, laki-laki dan perempuan mempunyai frekuensi orgasme yang berbeda. Berdasatkan data, 75 persen laki-laki melaporkan selalu orgasme. Sedang hanya 26 persen perempuan yang melaporan hal yang sama.

Libido perempuan kurang merespon obat-obatan. Karena dorongan seksual laki-laki lebih terikat langsung dengan biologi, tidak heran jika penurunan gairah bisa ditangani dengan mudah melalui penggunaan obat-obatan. Laki-laki telah menggunakan obat-obatan untuk mengatasi disfungsi ereksi dan penurunan libido. Sedang pencarian obat untuk meningkatkan dorongan seksual perempuan belum menunjukkan hasil yang memuaskan.

sumber: Ikarowina Tarigan,
mediaindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar